Praktikum Bahan Bangunan Laut 2
Sebelum Membuat beton, kita terlebih dahulu harus merancang campurannya. Maka pada minggu kedua ini, kami melakukan perancangan campuran beton menggunakan data yang telah diambil dari praktikum pertama.
Rancangan Campuran Beton
Tujuan
Perancangan campuran beton dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran beton yang ekonomis dan memenuhi syarat kelecakan, kekuatan, dan durabilitas.
Prosedur Perancangan
Prosedur perancangan proporsi campuran beton dengan menggunakan ACI Committe 2011 adalah sebagai berikut:
- Pemilihan Nilai Slump: Nilai Slump biasanya ditentukan dalam spesifikasi, tapi apabila tidak ditentukan maka tabel dibawah ini dapat digunakan untuk berbagai jenis konstruksi.
Nilai Slump Yang Disarankan
Jenis
Konstruksi
|
Slump
(mm)
|
|
Maksimum
|
Minimum
|
|
Dinding Pondasi, footing, dinding
basement
|
75
|
25
|
Dinding dan balok
|
100
|
25
|
Kolom
|
100
|
25
|
Perkerasan dan lantai
|
75
|
25
|
Beton dalam jumlah besar
|
50
|
25
|
- Pemilihan Ukuran Maksimum Agregat Kasar : Pemilihan ukuran maksimum agregat kasar dilakukan sebagai pembatasan struktural untuk penulangan dan pemadatan. Biasanya ukuran maksimum agregat kasar ditentukan dalam spesifiskasi, tapi apabilatidak ditentukan dapat menggunakan persyaratan sebagai berikut:
- 1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
- 1/3 tebal pelat
- 3/4 jarak bersih selimut beton
- 2/3 jarak bersih antar tulang
- Estimasi Kebutuhan Air Pencampur dan Kandungan Udara : Jumlah air pencampur persatuan volume beton yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai slump tertentu sangat bergantung pada ukuran maksimum agregat, bentuk serta gradasi agregat dan juga pada jumlah kebutuhan kandungan udarqa pada campuran.
Kebutuhan Air Pencampuran dan Udara Untuk berbagai nilai Slump dan ukuran Maksimum Agregat
Jenis
Beton
|
Slump
(mm)
|
Air
(kg/m3)
|
||||||
10 mm
|
12,5 mm
|
20 mm
|
25 mm
|
40 mm
|
50 mm
|
75 mm
|
||
Tanpa
penambahan udara
|
25-50
|
205
|
200
|
185
|
180
|
160
|
155
|
140
|
75-100
|
225
|
225
|
200
|
190
|
175
|
170
|
155
|
|
150-175
|
240
|
240
|
210
|
200
|
185
|
175
|
170
|
|
Udara
tersekap (%)
|
3
|
2,5
|
2
|
1,5
|
1
|
0,5
|
0,3
|
|
Dengan
penambahan udara
|
25-50
|
180
|
175
|
165
|
160
|
150
|
140
|
135
|
75-100
|
200
|
190
|
180
|
175
|
170
|
155
|
150
|
|
150-175
|
215
|
205
|
190
|
180
|
170
|
165
|
160
|
|
Udara
tersekap (%)
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4,5
|
4
|
3,5
|
- Pemilihan Nilai Perbandingan Air Semen: Hubungan rasio air semen dan kekuatan beton yang dihasilkan seharusnya dikembangkan berdasarkan material yang sebenarnya yang digunakan dalam pencampuran. Sebelum memilih nilai a/s, sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu nilai kuat beton rata-rata dengan cara : fm = fc'+1,64 Sd
- fm : nilai kuat beton rata-rata
- fc : niali kuat tekan karakteristik (yang disyaratkan)
- Sd: standar deviasi (dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini). Standar deviasi dipilih berdasarkan kondisi dan letak pengerjaannya.
Klasifikasi Standar Deviasi
Kondisi
Pengerjaan
|
Standar
Deviasi
|
|
Lapangan
|
Laboratorium
|
|
Sempurna
|
<3
|
<1,5
|
Sangat
Baik
|
3-3,5
|
1,5-1,75
|
Baik
|
3,5-4
|
1,75-2
|
Cukup
Baik
|
4-4,5
|
2-2,5
|
Kurang
Baik
|
>5
|
>2,5
|
- Setelah didapat nilai fm, maka langkah selanjutnya menentukan perbandingan air semen dengan melihat tabel di bawah ini.
Hubungan Rasio Air Semen dan Kuat Tekan Beton
Kuat
Tekan Beton Umur 28 Hari (Mpa)
|
Rasio
Air Semen (Perbandingan berat)
|
|
Tanpa
Penambahan Udara
|
Dengan
Penambahan Udara
|
|
48
|
0,33
|
-
|
40
|
0,41
|
0,32
|
35
|
0,48
|
0,40
|
28
|
0,57
|
0,48
|
20
|
0,68
|
0,59
|
14
|
0,82
|
0,74
|
- Perhitungan Kandungan Semen : Berat semen yang dibutuhkan adalah sama dengan jumlah berat air pencampur (step 3) dibagi dengan rasio air semen (step 4).
- Berat semen = (berat pencampur)/(rasio air semen)
- Estimasi Kandungan Agregat Kasar : Untuk menentukan kandungan agregat kasar, terlebih dahulu kita tentukan modulus kehalusan dari agregat. Semakin halus pasir dan semakin besar ukuran amksimum agregat kasar, semakin banyak volume agregat kasar yang dicampurkan untuk menghasilkan campuran beton dengan kelecakan (workabilitas) yang baik. Volume agregat kasar per 1 m3 beton adalah sama dengan fraksi volume yang didapat dari tabel dibawah ini. Volume ini kemudian dikonversikan menjadi berat kering agregat kasar dengan mengalikannya dengan berat isi kering dari agregat yang dimaksud.
Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton dengan Slump 75-100 mm
Ukuran
agregat kasar (mm)
|
Volume
Agregat Kasar Persatuan Volume Beton untuk Berbagai Nilai Modulus Kehalus
Pasir
|
|||
2,4
|
2,6
|
2,8
|
3
|
|
10
|
0,50
|
0,48
|
0,46
|
0,44
|
12,5
|
0,59
|
0,57
|
0,55
|
0,53
|
20
|
0,66
|
0,64
|
0,62
|
0,60
|
25
|
0,71
|
0,69
|
0,67
|
0,65
|
37,5
|
0,75
|
0,73
|
0,71
|
0,69
|
50
|
0,78
|
0,76
|
0,74
|
0,72
|
75
|
0,82
|
0,80
|
0,78
|
0,76
|
150
|
0,87
|
0,85
|
0,83
|
0,81
|
Untuk Campuran dengan nilai slump 75-100 mm, volume agregat kasar dapat diperoleh dengan mengoreksi nilai pada tabel 5 dengan nilai koreksi pada tabel berikut
Slump
(mm)
|
Faktor
Koreksi untuk Berbagai Ukuran Maksimum Agregat
|
||||
10 mm
|
12,5
|
20 mm
|
25 mm
|
40 mm
|
|
25-50
|
1,08
|
1,06
|
1,04
|
1,06
|
1,09
|
75-100
|
1,00
|
1,00
|
1,00
|
1,00
|
1,00
|
150-175
|
0,97
|
0,98
|
1,00
|
1,00
|
1,00
|
BAK = MAK x VAK xFk
- Estimasi Kandungan Agregat Halus : Pertama, tentukan terlebih dahulu berat jenis beton segar dengan menggunakan ukuran maksimum agregat.
Estimasi Awal untuk Berat Jenis Beton Segar
Ukuran
Agregat Maksimum (mm)
|
Massa
Jenis Beton Segar (Kg/m3)
|
|
Tanpa
Penambahan Udara
|
Dengan
Penambahan Udara
|
|
9,5
|
2304
|
2214
|
12,7
|
2334
|
2256
|
19,1
|
2376
|
2304
|
25,4
|
2406
|
2340
|
38
|
2442
|
2376
|
50,8
|
2472
|
2400
|
762
|
2496
|
2424
|
152,4
|
2538
|
2472
|
BAH = BBS - BAK - AIR - SEMEN
- Koreksi Kandungan Air pada Agregat : Karena dalam step sebelumnya agregat diasumsikan dalam kondisi SSD, maka kandungan air di dalamnya harus dikoreksi.
- BAK koreksi = BAK + (BAK x Daya Serap Air Agregat Kasar)
- BAH koreksi = BAH + (BAH x Daya Serap Air Agregat Halus)
- Koreksi Berat Air
- Berat Air Koreksi = BBS - BAK koreksi - BAH koreksi - Semen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar