Minggu, 16 Oktober 2016

Praktikum Bahan Bangunan Laut 1

Pada hari jumat kami melakukan praktikum yag di lakukan di laboratorium rekayasa struktur di gedung CIBE. Praktikum hari jumat adalah:

  1. Pemeriksaan berat volume agregat
  2. Analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
  3. Pemeriksaan kadar organik dalam agregat halus
  4. pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus
  5. pemeriksaan kadar air agregat
  6. Berat jenis dan penyerapan agregat

1. Pemeriksaan Berat Volume Agregat

Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk menghitung berat volume agregat halus, kasar atau campuran. Berat volume agregat digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang digunakan dalam campuran. Berat volume agregat dapat diartikan adalah perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. 

Alat

  1. Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh
  2. Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
  3. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
  4. Mistar perata
  5. Sekop
  6. Wadah baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut:

Benda Uji

Agregat halus dan kasar


Prosedur

Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel diatas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (383K) sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
  1. Berat isi lepas
    1. Timbang dan catatlah berat wadah
    2. Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.
    1. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
    2. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
    3. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
  1. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38.1 mm dengan cara penusukan
    1. Timbang dan catat berat wadah (W1)
    2. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. setiap lapis dipadatkan dengan tongkayt pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata
    1. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
    2. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
    1. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
  1. Berat isi pada agregat ukuran btir 38.1 mm sampai 101.1 mm dengan cara penggoyangan
    1. Timbang dan catatlah berat wadah (W2)
    2. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
    3. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai berikut:
      1. Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
      2. Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan setiap sisi sebanyak 25 kali.
    4. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
    5. Timbang dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
    6. Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)
Hasil Percobaan

Tabel Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi 1 (Kelompok A)

Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
7,025 kg
,676 kg
Berat benda uji (C-B)
4,349 kg
4,003 kg
Berat Volume : D/A
1,5638 kg/l
1,4394 kg/l
Observasi 2 (Kelompok B)

Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
7.068 kg
6,724 kg
Berat benda uji (C-B)
4.392 kg
4,048 kg
Berat Volume :
1,52 kg/l
1,46 kg/l


Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
7,029 kg
6,803 kg
Berat benda uji (C-B)
4,252 kg
4,127 kg
Berat Volume :
1,5652 kg/l
1,4839 kg/l
Berat Volume rata-rata :
1,569 kg/l
1,4611 kg/l

Tabel Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi 1 (Kelompok A)

Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
6.690 kg
6,269 kg
Berat benda uji (C-B)
4,014 kg
3,593 kg
Berat Volume : D/A
1,443 kg/l
1,292 kg/l
Observasi 2 (Kelompok B)

Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
6,759 kg
6,262 kg
Berat benda uji (C-B)
4,083 kg
3,586 kg
Berat Volume :
1,,47 kg/l
1,289 kg/l
Observasi 3 (Kelompok C)

Padat
Gembur
Volume Wadah
2,781 liter
2,781 liter
Berat Wadah
2,676 kg
2,676 kg
Berat Wadah + benda uji
6,597 kg
6,274 kg
Berat benda uji (C-B)
3,911 kg
3,598 kg
Berat Volume :
1,406 kg/l
1,294 kg/l
Berat Volume rata-rata :
1,4396 kg/l
1,289 kg/l

Analisis
Pada agregat kasar volume pada kondisi gembur adalah 1,289 kg/l sedangkan pada kondisi padat adalah 1,4396 kg/l. Pada agregat halus berat volume pada kondisi gembur adaah 1,4611 kg/l sedangakan pada kondisi padat adalah 1,569 kg/l. Hal tersebut menunjukkan jika pada kondisi padat diperoleh data yang lebih baik karena dalam kondisi padat, rongga-rongga antar agregat lebih sempit.

2. Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar

Tujuan
Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dan agregat kasar dengan uji saringan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi butrian agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar.

Alat
  1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji
  2. Satu set saringan dengan ukuran: 
Spesifikasi Saringan Uji Agregat Halus
Nomor Saringan
Ukuran Lubang

mm
inci
-
9,5
3/8


Berat minimum
Contoh : 500 gr
No.4
4,75
-
No.8
2,36
-
No.16
1,18
-
No.30
0,60
-
No.50
0,3
-
No.100
0,15
-
No.200
0,075
-

Spesifikasi Saringan Uji Agregat Kasar
Nomor Saringan
Ukuran Lubang

mm
inci
-
25,4
1


Berat minimum
Contoh : 500 gr
-
19,0
3/4 
-
9,5
3/8
No. 4
4,75
-
No. 8
2,36
-
No.30
0,60
-
  1. oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai 383 K
  2. alat pemisah contoh(sample splitter)
  3. Mesin penggetar saringan
  4. Talam-talam
  5. Kuas, sikat kawat, sendok dan alat lainnya
Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agegat kasar yang digunakan pada tabel perangkat saringan.

Prosedur
  1. Keringkan agregat sampel tes dengan berat yang telah ditentukan pada temperatur 383 K kemudian dinginkan pada temperatur ruangan.
  2. Timbang kembali berat sampel agregat yang digunakan.
  1. Persiapkan saringan yang akan digunakan.
  1. Setelah saringan disusun, letakan sampel agregat di atas saringan.
  1. Goyangkan saringan dengan tangan atau mesin.
  1. Hitung berat agregat pada masing-masing nomor saringan.
  2. Total berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika perbedaannya lebih dari 0.3% dari berat semula sampel agregat yang dgunakan, hasilnya tidak dapat digunakan.
Hasil Percobaan

Tabel Distribusi Ukuran Agregat Halus
Ukuran Saringan
(mm)
Berat
Tertahan
(gram)
Presentase
Tertahan
(%)
Presentase Tertahan Kumulatif
(%)
Presentase
Lolos
Kumulatif
(%)
SPEC
ASTM
C33-90
9,5
0
0
0
100
100
4,75
0
0
0
100
95-100
2,36
54
10,8
10,8
89,2
80-100
1,18
159
31,8
42,6
57,4
50-85
0,6
167
33,4
76
24
25-60
0,3
74
14,8
90,8
9,2
10-30
0,15
38
7,6
98,4
1,6
2-10
0,075
7
1,4
99,8
0,2

Pan
1
0,2
100
0

Modulus Kehalusan: 4,184

Tabel Distribusi Ukuran Agregat  Kasar
Ukuran Saringan
(mm)
Berat
Tertahan
(gram)
Presentase
Tertahan
(%)
Presentase Tertahan Kumulatif
(%)
Presentase
Lolos
Kumulatif
(%)
SPEC
ASTM
C33-90
25,4
0
0
0
100
100-95
19,0
229
11,45
11,45
88,55

9,5
1552
77,6
89,05
10,95

4,75
180
9
98,05
1,95
0-10
2,36
35
1,75
99,8
0,2
0-5
0,60
3
0,15
99,95
0,05

Pan
1
0,05
100
0

Modulus Kehalusan: 4,184

Tabel Rata-rata Modulus Kehalusan Agregat
Modulus Kehalusan Agregat
Kasar
Modulus Kehalusan Agregat
Halus
Kelompok A
2,9838
Kelompok A
4,184
Kelompok B
2,066
Kelompok B
3,968
Kelompok C
2,84
Kelompok C
4,12
Rata-rata
2,963
Rata-rata
4,09

Analisis
Pemeriksaan Gradasi agregat dilkakukan guna mendapatkan nilai modulus kehalusan. Modulus kehalusan adalah suatu nilai yang digunakan untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakinbesar nilai modulus kehalusan, semakin menunjukkan butir-butir agregatnya besar. Dari hasil pengujian, nilai modulus kehalusan agregat halus di dapatkan sebesar 4,09. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 1,5-3,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Untuk nilai modulus kehalusan agregat kasar adalah sebesar 2,963. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni antara 6,5-7,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Kondisi ini tidak ideal karena kemungkinan terdapat kesalah saat mengayak (menggoyangkan) saringan, sehingga misalnya partikel yang seharusnya lolos saringan tidak bisa lolos karena tertahan partikel yang tidak lolos.

3. Pemeriksaan Kadar organik dalam Agregat halus

Tujuan
Pemeriksaan kadar organik pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas yang diijinkan dalam agregat halus dapat memengaruhi mutu beton yang direncanakan.

Menurut persyaratan, kadar organik dalam dalam agregat halus tidak boleh melebihi batas yang diijinkan sesuai percobaan warna dari Abrams-Harder dengan larutan NaOH (3%). Penggunaan agregat halus yang tidak memenuhi syarat tersebut dapat dilakukan dengan syarat kekuatan tekan beton pada umur 28 hari yang dihasilkan dengan menggunakan agregat halus tersebut tidak kurang dari 95% dari kekuatan beton ayng sama tetapi dengan agregat yang standar, pada umur yang sama.

Alat
  1. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak beraksi terhadap NaOH. volume gelas = 350 ml
  2. Standar warna (OrganicPlate)
  3. Larutan NaOH (350)
Benda Uji
Contoh pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol)

Prosedur
  1. Masukkan 115 ml pasir ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol).
  2. Tambahkan larutan NaOH 3%. setelah dikocok, isinya harus mencapai kira-kira 3/4 volume botol.
  3. Tutup botol gelas tersebut dan kocok hingga lumpur yang menempel apada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap.
  4. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna no. 3 pada organic plate (Bandingkan apakah lebi tua atau lebih muda).
Hasil Percobaan
Warna air yang berada dalam botol berubah menjadi kuning dan bila dibandingkan dengan organic plate akan sesuai dengan No. 3


Analisis
Warna larutan tidak menunjukkan warna kuning pekat yang berarti pasir tersebut tidak mengandung bahan organik yang melebihi batas wajar yakni tidak melebihi warna No. 3 organic plate. Dengan demikian, agregat layak digunakan dalam mix design.

4. Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan menentukan besarnya (presentase) kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur <5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

Alat
  1. Gelas Ukur
  2. Alat Pengaduk
Benda Uji 
Contoh pasir secukupnya dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut biasa.

Prosedur
  1. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam gelas ukur.
  2. Tambahakan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
  3. Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur.
  4. Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam.
  5. Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2).
Hasil Percobaan
Volume Lumpur = 19 ml
Volume pasir = 139 ml
Kadar lumpur = 19/ (139+19) x 100 = 12,025 %



Analisis
Kadar lumpur yang terdapat dalam pasir adalah 12,025%. Hal ini kurang baik dijadikan campuran mix design karena jumlah kadar lumpur>5%.

5. Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Alat
  1. Timbangan denga ketelitian 0.1% dari berat contoh
  2. Oven suhunya dapat diatur hingga 383 K
  3. Talam Logam tahan karat berkapasitas cukpu besar bagi tempat pengeringan benda uji
Bahan Uji
Berat minimum contoh agregat dengan diameter maksimum 5 mm adalah 0.5 kg.

Prosedur
  1. Timbang dan catat berat talam (W1).
  2. Masukkan benda uji ke dalam talam, kemudian berat talam + benda uji ditimbang. Catat beratnya (W2).

  1. Hitung berat benda uji (W3=W2-W1).
  2. Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu 383K hingga beratnya tetap.
  1. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4).
  2. Hitunglah berat benda uji kering (W5=W4-W3).
Hasil percobaan

Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Observasi 1 (Kelompok A)
Berat wadah
149 gram
Berat wadah + benda uji
1643 gram
Berat benda uji (B-A)
1494 gram
Berat benda uji kering
1334 gram
Kadar Air :
11,994% [KA1]
Observasi 2 (Kelompok C)
Berat wadah
148 gram
Berat wadah + benda uji
128 gram
Berat benda uji (B-A)
1132 gram
Berat benda uji kering
1020 gram
Kadar Air :
10,980%[KA2]
Kadar Air Rata-rata :
11,487%

Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Observasi 1 (Kelompok A)
Berat wadah
149 gram
Berat wadah + benda uji
2267 gram
Berat benda uji (B-A)
2118 gram
Berat benda uji kering
1972 gram
Kadar Air :
7,403% [KA1]
Observasi 2 (Kelompok C)
Berat wadah
161 gram
Berat wadah + benda uji
1280 gram
Berat benda uji (B-A)
1081 gram
Berat benda uji kering
1019 gram
Kadar Air :
5,735 % [KA2]
Kadar Air Rata-rata :
6,569%
Analisis
Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% sedangakan agregat halus sebesar 11,487%. Kadar air pada agregat halus lebih banyak daripada kadar air pada agregat kasar. Hal itu disebabkan karena keadaan awal pasir yang ditempatkan di luar ruangan dalam keadaan lembab, sedangkan agregat kasar ditempatkan di wadah dalam ruangan dalam keadaan kering.

6. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Tujuan
Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat halus. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD atau apparent specific gravity.

Nilai bulk specific gravity adalah karateristik umum yang digunakan untuk menghitung volumeyang ditempatkan oleh agregat dalam berbagai campuran, termasuk semen, beton aspal, dan campuran lainnya yang proporsional.

Alat
  1. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram atau kurang yang mempunyai kapasitas minimum sebesar 1000 gram atau lebih
  2. Piknometer dengan kapasitas 500 gram
  3. Cetakan kerucut pasir
  4. Tongkat pemdata dari logam untuk cetakan kerucut pasir
Benda Uji
Berat contoh agregat halus disiapkan sebanyak 1000 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau perempatan.

Prosedur
  1. Agregat halus yang jenuh air dikreingkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik. 
  1. Sebagian dari contoh dimasukkan ke dalam metal sand cone mold. Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD diperoleh, jika cetakan diangkat, butir-butir pasir longsor.
  2. Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. bebaskan gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang-goyangkan piknmeter, rendamlah piknometer dengan suhu air 73.4 F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
  3. Pisahkan benda uji dari pikno meter dan keringkan pada suhu 213 F dalam 24 jam.
  4. Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur 73.4 F dengan ketelitian 0.1 gram.
Hasil Pecobaan
Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Observasi 1 (Kelompok A)
Berat Piknometer
171 gram
Berat contoh kondisi SSD
500 gram
Berat piknometer + air + contoh SSD
955 gram
Berat piknometer + air
669 gram
Berat Contoh Kering
454 gram
Apparent  Specific Gravity :  
2,70 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,12 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,336 %
Presentase Absorpsi Air :
10,132 %
Observasi 2 (Kelompok B)
Berat Piknometer
171 gram
Berat contoh kondisi SSD
500 gram
Berat piknometer + air + contoh SSD
954 grm
Berat piknometer + air
669 gram
Berat Contoh Kering
456 gram
Apparent  Specific Gravity :  
2,67 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,12 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,33 %
Presentase Absorpsi Air :
9,65 %
Observasi 3 (Kelompok C)
Berat Piknometer
171 gram
Berat contoh kondisi SSD
500 957 gram
Berat piknometer + air + contoh SSD
668 gram
Berat piknometer + air
425 gram
Berat Contoh Kering
3,125 %
Apparent  Specific Gravity :  
2,014 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,3697 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
17,65%
Presentase Absorpsi Air :
2,83 %
Rata-rata
Apparent  Specific Gravity :  
2,83 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,0846 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,3431 %
Presentase Absorpsi Air :
12,4767 %

Analisis
Dari hasil percobaan untuk agregat halus, didapat Apparent Specific Gravity sebesar 2,83%, BSG saat kering sebesar 2,0846%, BSG saat SSD sebesar 2,3431%, dan presentase absorpsi air sebesar 12,4767. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam concrete mix design.

7. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Tujuan
Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD atau apparent specific gravity. Nilai bulk specific gravity adalah karateristik umum yang digunakan untuk menghitung volumeyang ditempatkan oleh agregat dalam berbagai campuran, termasuk semen, beton aspal, dan campuran lainnya yang proporsional. .

Alat
  1. Timbangan dengan ketelitian 0.5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kg
  2. Keranjang besi diameter 203.2 mm dan tinggi 63.5 mm
  3. Alat penggantung keranjang
  4. Handuk atau kain pel

Benda Uji
Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD= saturated surface dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan no. 4 tidak dapat digunakan sebagai benda uji. Berat minimum benda uji yang digunakan ditetukan berdasarkan ukuran maksimum nominal yang dapat dilihat padat tabel berikut: [


Prosedur
  1. Benda Uji direndam selama 24 jam.
  2. Benda Uji dikeringkan permukaannya (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk pada butiran.
  1. Timbang contoh. Hitung berat Contoh kondisi SSD=A.
  2. Contoh benda uji dimasukkan keranjang dan direndam kembali di dalam air kemudian ditimbang setelah keranjang digoyang-goyangkan dalam air untk melepaskan udara yang terperangkap. Hitung berat kondisi jenuh = B.
  3. Contoh dikeringkan pada temperatur 212 F. Setelah didinginkan kemudian ditimbang. hitung berat contoh kondisi kering= C.


Hasil Percobaan


Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Observasi 1 (Kelompok A)
Berat SSD
3000 gram
Berat contoh dalam air
1949,5 gram
Berat contoh kering di udara
2890 gram
Apparent  Specific Gravity :  
3,072 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,751 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,885 %
Presentase Absorpsi Air :
3,81 %
Observasi 2 (Kelompok B)
Berat SSD
2710 gram
Berat contoh dalam air
1691,5 gram
Berat contoh kering di udara
2682 gram
Apparent  Specific Gravity :  
2,76 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,60 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,66 %
Presentase Absorpsi Air :
2,19 %
Observasi 3 (Kelompok C)
Berat SSD
2784 gram
Berat contoh dalam air
1713 gram
Berat contoh kering di udara
2677 gram
Apparent  Specific Gravity :  
2,778 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,501 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,601 %
Presentase Absorpsi Air :
3,9978 %
Rata-rata
Apparent  Specific Gravity :  
2,87 %
Bulk Specific Gravity (kering) :
2,617 %
Bulk Specific Gravity (SSD) :
2,706 %
Presentase Absorpsi Air :
3,3313 %

Analisis
Dari hasil percobaan untuk agregat kasar, didapat Apparent Specific Gravity sebesar 2,87%, BSG saat kering sebesar 2,617%, BSG saat SSD sebesar 2,706%, dan presentase absorpsi air sebesar 3,33%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam concrete mix design.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar